GENRE : SCI-FI, ADVENTURE, THRILLER
SINOPSIS
Pertanyaan akan keberadaan Tuhan, atau entitas apa pun yang menciptakan manusia dan alam adalah pertanyaan filosofis yang mungkin dimiliki oleh hampir semua orang. Uniknya, dalam film Prometheus, pertanyaan filosofis ini berhasil ditampilkan dalam sebuah kisah yang melibatkan ketegangan, horor, dan fiksi ilmiah.
Adalah Ridley Scott, sutradara yang terakhir kali menyutradarai film pada 2010 lewat Robin Hood. Scott, sutradara asal Inggris ini terkenal fanatik dengan aktor Russell Crowe. Sebagian besar filmnya dibintangi Crowe. Dari Gladiator, Body of Lies, A Good Year, American Gangster, hingga Robin Hood.
Namun di film terbarunya, Prometheus, Scott tak lagi memajang Crowe. Meski ia tetap cenderung memilih sederetan bintang Inggris dan Eropa. Dari Guy Pearce, Naomi Rapace, Idris Elba, dan Michael Fassbender. Hollywood hanya diwakili oleh Charlize Theron dan Logan Marshall-Green.
Dalam legenda Yunani, Prometheus adalah seorang titan yang mencuri api dari Zeus dan diberikan kepada manusia. Atas tindakannya ini, Prometheus dirantai di sebuah batu dan seekor elang besar akan memakan hatinya setiap hari, namun setelah itu hatinya tumbuh lagi untuk keesokan harinya dimakan oleh elang yang sama.
Sejak itu, Prometheus menjadi simbol dari perlawanan manusia. Dan oleh sebab itulah, sebuah kapal ekspedisi milik Weyland Corporation, dilepaskan ke luar angkasa dengan misi mencari “sang pencipta”.
Kisah film ini bermasa depan tahun 2093. Ekspedisi Prometheus dilakukan atas teori dua ilmuwan Elizabeth Shaw dan Charlie Holloway yang pada 2089 menemukan gambar di sebuah gua di Skotlandia. Peta ini diinterpretasikan Elizabeth sebagai undangan kepada manusia untuk bertemu dengan “insinyur” – sebutan Elizabeth untuk pencipta manusia.
Ekspedisi ini dipimpin oleh Meredith Vickers (Charlize Theron), direktur utama di Weyland Corporation dan David (Michael Fassbender), robot yang diciptakan pemilik Weyland, Peter Weyland (Guy Pearce) berdasarkan citra bakal putra yang tak pernah dimiliki Peter.
Ekspedisi ini akhirnya tiba di planet yang sesuai dengan peta undangan yang tergambar di gua. Sebuah planet yang menyerupai bumi. Di planet inilah tim Prometheus menemukan makhluk dan peninggalan-peninggalan yang mengindasikan bahwa merekalah sang insiyur.
Namun seperti kebanyakan film fiksi ilmiah berbasis kehidupan luar angkasa, kisah film Prometheus pun berubah menjadi penuh ketegangan ketika temua para ilmuwan ini di luar harapan mereka.
Belum lagi intrik di dalam kapal Prometheus sendiri yang mengungkapkan misi sebenarnya dari ekspedisi tersebut.
Film ini tak hanya memanjakan mata dari segi visual. Belum lagi kecanggihan teknologi yang diperlihatkan film ini. Sebuah impian tentang masa depan manusia.
Namun di luar segala kecanggihan visual tersebut, film ini patut ditonton karena menyuguhkan pertanyaan yang sebenarnya tak baru. Tentang keberadaan Tuhan, mengapa kita diciptakan, dan mengapa harus ada kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar