GENRE : FANTASY
SINOPSIS
Menurut arsip blogspot gw, di postingan Rapid Film Reviews tertanggal 28 Juli 2009 gw pernah menyinggung bakal membuat review lengkap untuk Harry Potter and The Prisoner of Azkaban. Dan akhirnya, hampir 10 bulan kemudian =.=; pernyataan itu terealisasi. Kenapa harus secara khusus sementara yg seri lain sebelum Half-Blood Prince hanya singkat? Simply karena ini film Harry Potter terfavorit gw, bahkan setelah gw tonton ulang baru2 ini tetap demikian, selain ini jadi film perkenalan gw dengan sutradara (hampir jadi) kesukaan gw, Alfonso Cuarón.
Benang merah kisah tahun ketiga Harry (Daniel Radcliffe), si anak penyihir yatim piatu tersohor di dunia sihir yg menuntut ilmu di sekolah pendidikan sihir Hogwarts kali ini adalah kaburnya penjahat besar bernama Sirius Black (Gary Oldman) dari penjara sihir paling ketat Azkaban, yg diduga mengincar nyawa Harry, yg dikuatkan dengan banyaknya grim ('pertanda celaka'?) di sekitar Harry. Sirius dianggap sangat berbahaya karena pernah membunuh belasan orang sekaligus hanya dalam satu mantera, sekaligus menjadi antek penyihir jahat paling ditakuti, Voldermort. Karena kekhawatiran itu, makhluk2 penjaga penjara Azkaban yg disebut Dementors pun disebar untuk mencari Sirius, tak terkecuali di lingkungan sekolah Hogwarts. Tadinya Harry nggak segitu ngeh-nya sama si Sirius ini, bahkan ketika ada bukti nyata bahwa Sirius sudah bisa sampe masuk lingkungan Hogwarts, ia lebih concern pada kenapa dia selalu ketakutan dan pengsan setiap ketemu Dementors. Tapi dasar Harry yg senantiasa penasaranan, ia akhirnya tau bahwa Sirius adalah sahabat mendiang ayahnya, bahkan ia adalah ayah-wali (godfather, agak aneh kalo gw bilang "ayah baptis")-nya Harry...tapi lebih lagi, Sirius ini yg memberi tahu Voldermort dimana orang tua Harry berada sehingga mereka terbunuh oleh si Dark Lord itu. Maka Harry pun termotivasi untuk menghadapi Sirius, meskipun akhirnya akan ada rahasia yg lebih mencengangkan lagi menantinya.
Memposisikan Azkaban jadi film Harry Potter favorit gw sebenernya bermula dari novelnya yg juga paling gw suka dari ketujuh buku yg ada, paling seru dan misterius apalagi dengan adanya twist yg memperkaya ceritanya, nggak terlalu simpel dan kekanakan seperti dua pendahulunya sekaligus lebih solid daripada 3 buku setelahnya, padahal justru kisah ketiga ini yg paling jauh hubungannya dengan musuh bebuyutan Harry, Voldermort. Kalo dari segi naskah, versi film Azkaban adalah salah satu adaptasi yg paling baik, karena punya alur yg logis, lebih setia pada benang merah cerita, dan lebih sedikit adegan ngelanturnya. Banyak bagian dari sumber aslinya yg dihilangkan atau diubah, tapi nggak masalah, karena kisah di filmnya nggak terkesan bolong2 meski berdurasi lebih singkat, lebih padat, walaupun untuk soal meringkas cerita dengan asik, kehormatan tertinggi harus gw berikan pada The Order of The Phoenix.
Filmnya sendiri bisa dibilang paling berbeda dari 6 film yg sudah dibuat sejauh ini, bahkan sejak adegan awalnya. Setelah sukses dengan gaya petualangan semua umur ala spesialis film keluarga Chris Columbus, kini hadir si sutradara Meksiko, Alfonso Cuarón, yg pernah menggarap film bertema anak2 A Little Princess dan di lain pihak film yg "dewasa" Y Tu Mamá También (dua2nya gw belum tonton T_T). Perubahan yg kentara adalah atmosfir dark yg ditampilkan, drastis dari episode lainnya yg lebih berwarna. Mungkin ini memang gayanya sutradara Alfonso Cuarón, hampir mirip dengan gaya visualnya di Children of Men nantinya, gelap dan hampir monokromatis, serta cukup kental nuansa realistis. Bagi gw, gaya visual seperti ini cocok dengan mood ceritanya: tidak ada adegan action mewah, lebih banyak drama yg lumayan emosional, agak menyeramkan dan meresahkan, meski masih dalam batas family-friendly. I think he should've direct The Half-Blood Prince which has similar ambiance. Tetapi mungkin justru ini yg kurang menarik orang kebanyakan yg lazimnya mencari warna keceriaan ketika menonton film yg targetnya anak2 dan remaja seperti ini, film ini terkesan gloomy (meski nggak segloomy Half-Blood Prince), tak heran perolehan duit box office nya pun paling bontot daripada episode2 yg lainnya.
Namun di luar itu, Cuarón menurut gw paling sukses dalam mengarahkan para aktornya. Setelah kemaren gw tonton film ini lagi, gw menyimpulkan di sinilah cast Harry Potter, terutama trio Radcliffe, Rupert Grint sebagai Ron Weasley dan Emma Watson sebagai si jenius Hermione Granger, terlihat paling maksimal dalam berakting. Sepertinya ini dipengaruhi oleh Cuarón yg memang gemar membuat adegan2 one-take-shot (yg ciamik) tanpa potongan sehingga interaksi para aktor harus senatural mungkin, hasilnya tampak believable, it worked really really well, film ini punya ensamble cast yg paling kompak. Gw juga melihat ada kesan bahwa baru di film ini para tokoh seakan-akan living the magical world tanpa canggung. Sihir2 yg ada tidak lagi mewah dan penuh keheranan, tapi malah tampak kasual, hari-hari aja, dan memang seharusnya demikian kan? Kita bisa melihat Harry dkk yg 13 tahun terlihat sebagaimana umurnya. Selain mereka pake jins ^_^, lihat cara mereka saling berbicara, seragam mereka yg nggak rapih, reaksi mereka ketika mendapat tugas berat dari Professor Snape (Alan Rickman), main2 permen Bertie Botts di kamar asrama malem2, dan dorong2an waktu disuruh baris di kelas guru baru Professor Lupin (David Thewlis), pokoknya kelakuan anak2 umur segitu diterjemahkan dengan sangat baik di film ini walaupun konteksnya dunia sihir. Dunia ajaib Harry Potter terlihat membumi, and that's good.
Bila ada kelemahan film ini, maka mungkin pada eksekusi klimaksnya, terutama yg pertama (ada 2 kan? ^_^) yg datar dan dibuat terlalu plek sama bukunya, sehingga terkesan banyak cakap, dragging dan kurang wah..tapi ya masih mendingan lah daripada Half-Blood Prince (terkesan terlalu dendam ya? ^_^;). Alir ceritanya begitu enak di awal--tak sedikit humor2 kecil di sana-sini yg bikin senyum--lalu agak kurang mantep di bagian akhir, namun ditutup dengan adegan yg menghangatkan. Adegan2nya lebih punya kedalaman emosi, salah satunya gw selalu tergerak waktu Hagrid bilang "Buckbeak has been sentenced to death" T-T, dan hey, benih2 cinta monyet Ron dan Hermione oke banget penggambarannya. Dan, tidak dipungkiri pula, bagian "klimaks kedua" (something to do with "time" ^o^) dibuat nyaman dan tidak membingungkan. Maka mudah saja buat gw--dengan cerita, visual, tata adegan, akting, plus visual efek dan tata musik yg kompak, menyatakan bahwa Harry Potter and The Prisoner of Azkaban adalah film Harry Potter yang terbaik...well, setidaknya untuk sementara ini, karena tinggal 1 film lagi (yg dibagi 2 jilid, iseng amat yak) The Deathly Hallows yg akan memastikan status itu akan tetap atau tidak. We'll see.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar